Pewarta: Rahmat FajriIndonesia kutuk keras serangan Israel ke pasukan perdamaian di Lebanon
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel baik ke Gaza, Lebanon dan yang terakhir ke Unifil di Lebanon,"
Banda Aceh (ANTARA) - Presiden Indonesia Joko Widodo mengutuk keras serangan Israel terhadap yang masih terus terjadi terhadap Gaza, Lebanon hingga terakhir ke pasukan perdamaian sementara PBB United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel baik ke Gaza, Lebanon dan yang terakhir ke Unifil di Lebanon," kata Presiden Jokowi, di Aceh Besar, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat diwawancarai usai meresmikan gedung Anak Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) di komplek Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar.
Dirinya menegaskan, pasukan perdamaian di Lebanon tidak boleh ikut diserang, karena itu dirinya sangat mengecam aksi serangan tersebut.
"Mengutuk keras, nggak boleh itu yang namanya pasukan perdamaian ikut-ikutan diserang. Ada yang luka-luka lagi," ujar Jokowi.
Sebagai informasi, pekan lalu, empat anggota perdamaian UNIFIL terluka akibat serangan Israel di pos mereka di Lebanon selatan.
UNIFIL dibentuk pada 1978 sebagai pasukan sementara, untuk membantu memulihkan perdamaian di kawasan tersebut dan sebagai konfirmasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.500 orang, melukai lebih dari 4.500 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan 42.300 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Disisi lain, pasukan sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) mendeteksi 1.557 insiden penembakan pada Minggu (13/10) di sepanjang Garis Biru perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Dari jumlah tersebut, 1.441 diantaranya berasal dari sisi selatan Garis Biru yang sebagian besar menghantam daerah-daerah di Sektor Timur wilayah operasi UNIFIL, demikian disampaikan seorang juru bicara (jubir) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (14/10).
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024