Kemenhan pastikan terlibat dalam pembentukan satuan ruang angkasa
Kamis,sydney hari ini spgtoto 26 September 2024 17:32 WIB
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Marsda TNI Haris Haryanto mengatakan pihaknya berperan dalam pembentukan satuan ruang angkasa di Angkatan Udara.
Hal tersebut dilakukan lantaran pembentukan satuan ruang angkasa diperlukan untuk memperkuat pertahanan Indonesia.
"Peran Kemenhan diawali dengan identifikasi kebutuhan mencakup aspek strategis dan teknis untuk mendukung kapabilitas yang harus dimiliki satuan ruang angkasa," kata Haris dalam membuka acara seminar bertajuk "Space Capability DevelopmentDalam Memperkuat Pertahanan RI Dengan Pembentukan Satuan Ruang Angkasa" yang disiarkan secara daring, Kamis.
Dia mengatakan Kemenhan dapat memberikan kebutuhan yang tepat untuk memperkuat satuan ruang angkasa. Selanjutnya, Kemenhan juga berperan dalam mempersiapkan kebutuhan infrastruktur seperti teknologi satelit, navigasi, komunikasi dan teknologi lain yang berkaitan dengan antariksa.
Haris pun menyadari kecanggihan teknologi harus dipadukan dengan sumber daya manusia yang mumpuni dan profesional agar dapat menggunakan alat-alat tersebut.
"Karenanya kita ada pelatihan dan pengembangan SDM yang meliputi pelatihan teknik, operasional, akademis maupun riset serta berkolaborasi dengan masyarakat internasional," kata Haris.
Setelah semuanya dipadukan, Haris memastikan pihaknya akan menyediakan operasi pemeliharaan sistem teknologi antariksa agar dapat terus dipakai.
Dia mengatakan ragam upaya tersebut merupakan bagian dari tindak lanjut Kemenhan dalam memperkuat kapabilitas lembaga atau satuan antariksa yang ada di Indonesia.
"Terutama ketika lahirnya UU nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan menandai dimulainya era penguatan kebijakan nasional di bidang antariksa," kata dia.
Dengan ragam upaya tersebut, Haris yakin Kemenhan dan TNI akan lebih maksimal dalam membangun dan memperkuat satuan ruang angkasa milik Indonesia.
Baca juga: TNI AU siap kolaborasi dengan negara lain terkait satuan ruang angkasa